Aspirasi Mahasiswa UPI dan Unpas yang melakukan aksi damai sambut Presiden Jokowi dihadang oleh dua truk polisi. Ini terjadi pada hari Sabtu (26/8/2017) di depan pintu masuk bandara Husei Sastranegara. Satu buah spanduk yang bertuliskan “Hujan Impor” di tutupi oleh sekwanan polisi dan tak diizinkan untuk dibentangkan di hadapan Jokowi.

Sejak siang sampai menjelang sore spanduk itu berisi propaganda ditampilkan di pinggir jalan. Kemudian memasuki pukul 16.00 mahasiswa mulai melakukan orasi dan mulai mendapat tekanan dari aparat kepolisian. Dua truk polisi sengaja di parkir di badan jalan yang menghadap pada jalur yang akan dilewati Jokowi, dengan tujuan prapganda dan aspirasi mahasiswa tidak bisa dilihat oleh Jokowi.

Puluhan polisi tiba-tiba mendekati deretan kecil mahasiswa yang tengah membentangkan spanduk. Para polisi itu sengaja menutupi propaganda dengan badan mereka sendiri. Tak habis akal, mahasiswa terus merangsak masuk dan mencari celah agar spanduk berisi aspirasi ini bisa dilihat Jokowi. Namun, polisi juga makin melakukan tekanan.

“Apa yang bapak lakukan ini adalah menghadang aspirasi, menutupi kebenaran!” ketiak Ahmad Fauzi Ridwan, presiden BEM Rema UPI.

Kesal dengan polisi yang terus menghalangi propaganda, mahasiswa akhirnya mencoba cara lain. Adnan Rais salah satu peserta aksi akhirnya dipangku ke atas pundak salah satu peserta aksi yang lain. Propaganda aksi akhirnya bisa diangkat tinggi-tinggi. Namun, itu juga masih tak bertahan lama karena polisi memaksa menurunkannya.

Hingga adzan maghrib berkumandang, polisi masih terus mengawal. Mahasiswa bermaksud mengambil air wudhu, dan disitulah mobil Jokowi akhirnya lewat. Tanpa terlihat karena dihalangi dua truk milik polisi. Mahasiswa dipaksa membubarkan diri pasca sholat maghrib di badan jalan.

“Banyak yang kita dapat ambil hikmahnya dari aksi ini, nyatanya polis lebih memilih menjaga citranya daripada mengakui kebenaran,” ujar Fauzi di akhir aksi.

“Mungkin aspirasi kita tidak bisa ditampilkan pada Jokowi, namun yang harus kita ingat adalah bahwa kita tidak kalah, kekalahan seorang pemenang justru terjadi ketika kita berhenti berjuang,” tutupnya. [Ds]

 


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.