43750

Hari itu kembali menjadi sejarah bangkitnya gerakan mahasiswa. Berbagai kampus dari daerah dan wilayah masing-masing tumpah ruah membanjiri Jakarta, menduduki kawasan Istana Negara.

Tercatat terdapat 40 kampus dari seluruh Indonesia hadir memberikan warna-warni di jalanan ibukota. Mereka diantaranya berasal dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali serta Nusa Tenggara. Dalam Aksi Kebangkitan Nasional 20 Mei itu lebih dari 1700 mahasiswa menggenggam erat persatuan menuntut jalannya roda pemerintahan yang pro terhadap rakyat.

Dalam aksi ini yang bertajuk Wisata Kebangkitan Nasional, puluhan kampus yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) membawa 4 tuntutan, yaitu

1. Memperbaiki kualitas kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden dalam menghadirkan kebijakan yang pro terhadap rakyat.

2. Segera wujudkan pemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia.

3. Wujudkan kedaulatan rakyat dengan menjunjung tinggi keadilan sosial dan tegas dalam penegakan hukum.

4. Menjamin perlindungan terhadap kebebasan berekspresi dan beraspirasi.

Tuntutan ini adalah rangkuman dari berbagai tuntutan hasil evaluasi kami terhadap nawacita.

Dalam aksi tersebut, 40 orang wakil dari masing-masing kampus diterima untuk beraudiensi dengan pihak sekretariat negara, yang diwakili oleh Pak Dadan selaku Deputi Kelembagaan. Namun, mahasiswa menolak untuk berdialog kecuali kepada wakil presiden, Kepala staf kepresidenan atau menteri sekretaris negara, mengingat Presiden masih berada di Russia. Akhirnya dalam waktu tunggu tersebut, Pak Pratikno selaku Mensetneg bersedia menemui 15 orang perwakilan.

Dalam dialog dengan menteri, BEM SI membeberkan sekian masalah tata laksana kenegaraan dalam rangka mengevaluasi nawacita. Permasalahan yang diangkat mencakup pendidikan, energi, lingkungan, kesehatan, pertanian, ekonomi, korupsi, maritim, serta kekerasan terhadap perempuan dan anak yang semuanya tertuang dalam nawacita namun belum terproses dengan baik hingga sekarang.

Seluruh jajaran kementerian yang hadir menunjukan raut wajah yang jenuh dan pusing karena banyaknya masalah yang kami jabarkan, walaupun secara singkat. Faktanya nawacita belum terealisasi sempurna, dan dikhawatirkan berdampak dukacita.

Menteri sepakat dengan segala tuntutan mahasiswa, namun ketika diminta menandatangani kesepahaman beliau menolak sampai beliau membacanya. Sebagai pengganti sementara, menteri memberikan memo kepada kami yang berisi menteri akan menjamin keterbukaan kementerian terkait untuk bersama melakukan pembahasan terhadap masalah dan kebijakan, dengan jadwal yang ditetapkan kurang dari satu minggu.

Menteri juga segera mengagendakan pertemuan mahasiswa dengan presiden  sesegera mungkin.

Dalam pertemuan tersebut kami juga menyampaikan hasil kajian evaluasi nawacita setebal 300 halaman kepada menteri, untuk disampaikan kepada Presiden dan kementerian terkait.

Aksi ditutup dengan penyampaian kronologi audiensi oleh Pak Dadan di depan ribuan masa aksi. Jika belum ada progres yang signifikan hingga 2 tahun kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden, maka kami akan menimpakan tuntutan yang lebih besar.

Perjuangan ini baru dimulai, dan akan terus menguji konsistensi mahasiswa. Setidaknya, momen inilah momen bangkitnya Mahasiswa, untuk Kebangkitan Indonesia.

Kita tunjukan kepada Indonesia, bahwa disela kewajiban kita dalam menimba dan mengaktualisasikan ilmu di bidang manapun, rasa cinta kita kepada nusa dan bangsa tidak akan pernah luput. Bahwa dalam kesibukan kita, kita masih harus mengurusi dan mengevaluasi kondisi negara ini. Karena kita sadar betul, kita mengenyam pendidikan di kampus rakyat. Dan karena hidup mahasiswa selalu beriringan dengan hidup rakyat Indonesia.

Kawal terus perjalanan pemerintahan, jangan takut jangan mundur. Sejatinya amanah selalu jatuh pada pundak yang semakin lemah. Namun, bangkitnya gerakan mahasiswa ini, bersatunya mahasiswa Indonesia, mampu menjadi saksi bahwa perjuangan kebangkitan harus terus disuarakan.

Hidup mahasiswa !
Hidup Rakyat Indonesia !

Ttd
Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia
Ketua BEM UNJ 2016
Bagus Tito Wibisono

Kategori: REMA

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.