Oleh : Ahmad Fauzi Ridwan
Ketika bertanya soal warna, anginpun menjadi tabu
Kepala pelontos mendadak berbulu
Menyingkap identitas palsu
Geugeut Winda bergejolak, kesal hendak meledak
Mendengar jiwa yang dulu satu, kini hancur oleh sekte yang berbau
98 kita naik pelaminan, sekarang kita cerai di kemahasiswaan
Hati yang dulu Sakinah kini saling fitnah
Cinta yang dulu tumbuh kini saling membunuh
Bibir yang dulu penuh kebenaran, kini tersumpal kepalsuan
Patung di gate 2 menandakan kebungkaman
BMTM hilang menandakan penghianatan
UKT tinggi menandakan kesengsaraan
Adakah mahasiswa yang paham?
Gedung berdiri.
Bukan berati antipati
Fasilitas mempuni..
Bukan berarti tak sudi
Tapi..
Coba pikir dengan nurani
Kala raga bergulat dengan biaya, apakah nalar bisa membantunya?
Jelas, Ini soal liberalisasi..
PTNBH saksi nyata, bahwa kapitalisasi itu ada
Museum bentuk nyata, bahwa komersialisasi juga ada
Mungkin birokrat yang mengadu domba jadi akarnya
Atau tiadanya  mahasiswa dalam MWA adalah penyebab utamanya
Dan pertikaian jiwa antar mahasiswa jadi jalannya
0 Komentar