Tahun ajaran 2016 akan menjadi tahun yang cukup berat bagi sebagian besar mahasiswa  Universitas Pendidikan Indonesia, pasalnya ada beberapa kebijakan yang ternyata dinilai memberatkan kondisi mahasiswa saat ini. Diantaranya pengurangan kuota Bidik Misi, naiknya kuota dan biaya Seleksi Mandiri, berkurangnya kuota beasiswa PPA dan BBP serta kebijakan yang cenderung mengkomersialisasikan fasilitas kampus. Kondisi tersebut merupakan dampak dari beberapa kebijakan yang di keluarkan pihak pemerintah maupun pihak UPI sendiri. Salah satu kebijakan yang di keluarkan pemerintah adalah penentuan kuota bidik misi maksimal 10 % dari jumlah mahasiswa baru yang terdaftar dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) tahun sebelumnya. Dengan begitu jumlah mahasiswa baru yang mendapatkan beasiswa Bidik Misi di UPI tahun 2016 ini hanya sekitar 700 orang, artinya dua kali lipat lebih kecil dari tahun 2015 yang mencapai 1400 orang lebih. Status UPI yang merupakan PTN BH menjadi pemicu permasalahan lain untuk hinggap di Bumi Siliwangi.

Dipotongnya BOPTN oleh pemerintah untuk Perguruan Tinggi sebesar 3 triliyun rupiah, telah berimbas kepada kampus yang dalam beberapa kebijakannya cenderung membebankan biaya lain kepada mahasiswa, seperti menaikan besaran uang pangkal masuk UPI jalur Seleksi Mandiri serta menambah kuota jalur masuk seleksi mandiri yang dalam kenyataanya banyak menguras kantong mahasiswa dengan dalih Permenristekdikti no 45 tahun 2015 tentang perubahan Permen no 2 tahun 2015 mengenai komposisi penerimaan mahasiswa jalur seleksi mandiri maksimal 30% yang di peraturan sebelumnya hanya menetapkan sebesar 20% kuota untuk jalur Seleksi Mandiri. Di tambah lagi dengan pengkomersialisasian fasilitas kampus yang semakin melambung tinggi dengan dalih biaya perawatan aset.

Menganggapi hal itu, saat ini pihak BEM REMA UPI sedang berupaya mengkaji berbagai permasalahan diatas dengan beberapa metodologi pendekatan yang dirasa bisa memberikan solusi bersama kepada mahasiswa.

Lalu dimanakah posisi rektorat saat mahasiswa sedang sekarat? Berharap bukan hanya urat yang digunakan saat darurat, tapi nurani dan akal yang sehat.

 

Ahmad Fauzi Ridwan

Menteri Dalam Negeri BEM REMA UPI 2016

 

 


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.